Thursday, November 16, 2017

Pedoman Penulisan Soal Kurikulum 2013 & Ktsp Smp/Mts 2017

Anda membutuhkan panduan atau pedoman penulisan soal ulangan semester 1 tahun pelajaran 2017/2018? kalau demikian, maka silahkan ambil file nya dengan cara klik - "SIMPAN PANDUAN PENULISAN SOAL PDF"

Pada ketika ini umumnya tes prestasi berguru atau tes prestasi akademik memakai tes bentuk soal pilihan ganda (PG) sebab ketika ini tes PG dipandang sebagai tes objektif yang efisien digunakan untuk jumlah akseptor besar. Untuk masa yang akan tiba ketika skoring soal isian atau essay sanggup dilakukan oleh mesin, bukan mustahil soal untuk evaluasi eksternal memakai soal isian atau essay.

Untuk menjamin kualitas soal tes yang terstandar, pengembangan tes melalui beberapa tahap. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun tes terstandar ialah (1) menentukan tujuan tes; (2) menentukan pola yang akan digunakan (kriteria atau norma); (3) menciptakan kisi-kisi; (4) menentukan soal-soal dari kumpulan soal yang sudah ada sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal baru, soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, dan analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, pengadministrasian tes (pelaksanaan tes) juga dibentuk standar. Untuk tes prestasi terstandar, soal-soal harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai akseptor didik. Dalam hal ini kurikulum atau standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan apabila tes tersebut akan digunakan untuk kelulusan. Proses penskorannya juga harus dilakukan terstandar terutama apabila ada soal berbentuk uraian sehingga hasil tes tersebut sanggup dilihat keterbandingannya.

Berikut kami bagikan panduan penulisan soal smp/mts tahun 2017 yang bersumber dari balitbang yakni Tahapan pengembangan bank soal meliputi:

1. Penyusunan kisi-kisi

Kisi-kisi digunakan sebagai pedoman bagi penulis soal biar diperoleh soal yang sesuai dengan tujuan.

2. Penulisan soal

Soal ditulis oleh beberapa penulis soal menurut kisi-kisi. Soal-soal yang dihasilkan merupakan soal-soal mentah.

3. Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)

Review ialah menelaah soal mentah secara kualitatif menurut kaidah penulisan soal oleh penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik pribadi diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki sehingga diperoleh soal yang baik, dan soal yang ditolak dikembalikan ke penulis.

4. Perakitan soal

Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk diujicobakan. Pada ketika perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi sebagai soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah mempunyai karakteristik soal.

5. Ujicoba soal

Paket-paket soal diujicobakan kepada akseptor didik yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan pada tes tersebut. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan kepada akseptor didik kelas VIII di selesai tahun pelajaran atau kepada akseptor didik kelas IX di awal tahun pelajaran. Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seakan-akan ujian yang bekerjsama walaupun pada ujicoba ini yang akan dilihat ialah kualitas soalnya bukan kompetensi akseptor didik. Ujicoba soal digunakan untuk mengumpulkan data empirik perihal soal berupa jawaban-jawaban akseptor didik terhadap soal.

6. Analisis kuantitatif

Data empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan memakai kegiatan analisis, baik klasik maupun modern. Program analisis secara klasik memakai iteman. Hasil iteman meliputi daya beda, tingkat kesukaran, penyebaran option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis memakai teori tes modern (Item Response Theory). Program yang sanggup digunakan antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan memakai analisis teori tes modern sanggup diperoleh informasi kesesuaian soal dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.

7. Seleksi soal

Berdasarkan hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik ialah soal yang mempunyai daya beda tinggi, ditunjukkan dengan relasi point biserial di atas 0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yang baik ialah soal yang sesuai (fit) dengan model, ditunjukan oleh statistik fit, menyerupai infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal. Soal dengan daya beda rendah dan terdapat distraktor yang tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor tidak berfungsi ditolak.

1. Pengertian kisi-kisi
Kisi-kisi ialah suatu format berbentuk matriks berisi informasi yang sanggup dijadikan pedoman untuk menulis atau merakit soal. Kisi-kisi disusun menurut tujuan penggunaan tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Bila beberapa penulis soal memakai satu kisi-kisi, akan dihasilkan soal-soal yang relatif sama (paralel) dari tingkat kedalaman dan cakupan bahan yang ditanyakan.

2. Syarat kisi-kisi

Kisi-kisi tes prestasi akademik harus memenuhi persyaratan berikut:

1) Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.
2) Komponen-komponennya rinci, jelas, dan gampang dipahami.
3) Indikator soal harus terperinci dan sanggup dibentuk soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan.
3. Komponen kisi-kisi

Komponen-komponen yang diharapkan dalam sebuah kisi-kisi diubahsuaikan dengan tujuan tes. Komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas diletakkan di atas komponen matriks. Komponen identitas meliputi jenis/jenjang sekolah, kegiatan studi/jurusan, mata pelajaran, tahun ajaran, kurikulum yang diacu, alokasi waktu, jumlah soal, dan bentuk soal. Komponen-komponen matriks berisi kompetensi dasar yang diambil dari kurikulum, kelas dan semester, materi, indikator, level kognitif, dan nomor soal. Berikut ini ialah diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar (KD) menjadi indikator.


Langkah-langkah menyusun kisi-kisi: 1) menentukan KD yang akan diukur;
2) menentukan bahan yang esensial;
3) merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan bahan dan level kognitif.

Kriteria pemilihan bahan yang esensial:
• lanjutan/pendalaman dari satu bahan yang sudah dipelajari sebelumnya. • penting harus dikuasai akseptor didik. • sering diharapkan untuk mempelajari mata pelajaran lain. • berkesinambungan pada semua jenjang kelas. • mempunyai nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Indikator

Indikator dijadikan pola dalam menciptakan soal. Di dalam indikator tergambar level kognitif yang harus dicapai dalam KD. Kriteria perumusan indikator:

1) Memuat ciri-ciri KD yang akan diukur.

2) Memuat kata kerja operasional yang sanggup diukur (satu kata kerja operasional untuk soal pilihan ganda, satu atau lebih dari satu kata kerja operasional untuk soal uraian).

3) Berkaitan dengan materi/konsep yang dipilih.

4) Dapat dibentuk soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan. Komponen-komponen indikator soal yang perlu diperhatikan ialah subjek, sikap yang akan diukur, dan kondisi/konteks/stimulus.

Berikut contoh kisi kisi penulisan soal jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran IPS Kurikulum 2013 bentuk soal pilihan Ganda.

 Anda membutuhkan panduan atau pedoman penulisan soal ulangan semester  Pedoman Penulisan Soal Kurikulum 2013 & KTSP SMP/Mts 2017

A. Teknik Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda (PG)
Soal PG merupakan bentuk soal yang jawabannya sanggup dipilih dari beberapa kemungkinan balasan (option) yang telah disediakan. Setiap soal PG terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan balasan (option). Pilihan balasan terdiri atas kunci balasan dan pengecoh (distractor). Kunci balasan merupakan balasan benar atau paling benar, sedangkan pengecoh merupakan balasan tidak benar, tetapi akseptor didik yang tidak menguasai bahan mungkinkan menentukan pengecoh tersebut.

a. Keunggulan dan keterbatasan

Beberapa keunggulan dari bentuk soal PG adalah:
➢ sanggup diskor dengan mudah, cepat, dan mempunyai objektivitas yang tinggi;
➢ sanggup mengukur banyak sekali tingkatan kognitif;
➢ meliputi ruang lingkup bahan yang luas;
➢ sempurna digunakan untuk ujian berskala besar yang karenanya harus segera

diumumkan, menyerupai ujian nasional, ujian selesai sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri.

Beberapa keterbatasan dari bentuk soal PG adalah:

➢ perlu waktu usang untuk menyusun soalnya;
➢ sulit menciptakan pengecoh yang homogen dan berfungsi;
➢ terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban

Dalam menulis soal bentuk PG, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut:

❑ Materi

1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan balasan harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu balasan yang benar atau yang paling benar.

❑ Konstruksi
1. Pokok soal harus dirumuskan secara terperinci dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan balasan harus merupakan pernyataan yang diharapkan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah balasan benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Panjang rumusan pilihan balasan harus relative sama.
6. Pilihan balasan jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan balasan di atas salah” atau “Semua pilihan jawabandi atas benar”.
7. Pilihan balasan yang berbentuk angka atau waktu harus disusun menurut urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus terperinci dan berfungsi.
9. Butir soal jangan bergantung pada balasan soal sebelumnya.

❑ Bahasa

1. Setiap soal harus memakai bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2. Jangan memakai bahasa yang berlaku setempat kalau soal akan digunakan untuk kawasan lain atau nasional.
3. Setiap soal harus memakai bahasa yang komunikatif.
4. Setiap pilihan balasan jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Hal-hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal:

1. Soal dilarang menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA).

2. Soal dilarang bermuatan politik, pornografi, promosi produk komersil (iklan) atau instansi (nama sekolah, nama wilayah), kekerasan, dan bentuk lainnya yang sanggup menjadikan pengaruh negatif atau hal-hal yang sanggup menguntungkan atau merugikan kelompok tertentu.

 Anda membutuhkan panduan atau pedoman penulisan soal ulangan semester  Pedoman Penulisan Soal Kurikulum 2013 & KTSP SMP/Mts 2017

Adapun berikut Contoh soal yang baik dan benar:

 Anda membutuhkan panduan atau pedoman penulisan soal ulangan semester  Pedoman Penulisan Soal Kurikulum 2013 & KTSP SMP/Mts 2017

Untuk lebih jelasnya silahkan - SIMPAN PANDUAN PENULISAN SOAL PDF. semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment